Indonesia-Iran Punya Hubungan Sejarah dan Budaya Panjang

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman menyatakan, Indonesia dan Iran mempunyai hubungan sejarah dan budaya yang panjang, terjalin ratusan tahun silam. Hubungan pelayaran dan perdagangan antara bangsa Arab, Persia, dan Sriwijaya di nusantara dibarengi dengan hubungan persahabatan di antara mereka. Konsekuensi dari intensitas hubungan dagang antara Persia dengan Nusantara pada akhirnya berdampak pada kebudayaan, terutama di beberapa tempat di nusantara termasuk juga dalam bidang agama, bahasa, dan kesusasteraan.
"Lebih dari 400 kata dalam bahasa Melayu yang kita gunakan saat ini diambil dari bahasa Persia. Ini salah satu bukti hubungan budaya kedua negara sudah terjalin lama, "kata Irman Gusman ketika membuka seminar internasional tentang Hubungan Sejarah dan Kebudayaan Indonesia-Iran di Museum Nasional Jakarta, Selasa (27/4).
Penyelenggaraan seminar yang berlangsung dua hari (27-28/4) atas kerjasama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) dan Kedutaan Besar Iran di Jakarta tersebut dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik RI-Iran.
Menurut Irman Gusman, setelah Indonesia merdeka, hubungan diplomatik antar-kedua negara berjalan baik. "Bahkan setelah 60 tahun berjalan kini, kedua negara menjalin persahabatan saling menguntungkan. Untuk itu, kerja sama diberbagai bidang harus dijalin terutama dalam bidang budaya dan kesejarahan melalui seminar, penelitian bersama, pertukaran mahasiswa, dan sebagainya," katanya.
Menurut sumber sejarah, kehadiran orang Muslim asli Iran atau yang disebut Po-ssu di bandar-bandar sepanjang tepian Selat Malaka, pantai barat Sumatera, dan pantai timur Semenanjung Tanah Melayu sampai ke pesisir Laut Tiongkok Selatan diketahui sejak abad 7 Masehi atau abad ke-1 Hijriah. Hubungan tersebut terjalin dalam bidang kebudayaan.
Karya-karya sastra dalam bentuk prosa dari Persia berpengaruh pula pada kesusasteraan Indonesia, misalnya kitab Menak yang ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa yang semula ceritanya berasal dari Persia. Kitab tersebut hampir serupa dengan kitab Panji, hanya berbeda tokoh pemerannya.
Selain itu ada pula kitab Hikayat Amir Hamzah dalam bahasa Melayu. Cerita Menak dalam hikayat Amir Hamzah, biasanya ditampilkan dalam pertunjukkan wayang golek yang konon diciptakan Sunan Kudus, wayang kulit oleh Sunan Kalijaga, dan wayang gedog oleh Sunan Giri. Bahkan cerita Menak juga terdapat pada kitab Rengganis yang digemari masyarakat Sasak di Lombok dan Palembang. Selain itu seni tabot yang masih berhubungan erat dengan Persia ada di Bengkulu. Begitu pula tari Saman di Aceh.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Ir. Jero Wacik, SE dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Museum Nasional, Retno Sulistioningsih mengatakan, sinergi dalam menyelenggarakan event ini menjadi peluang untuk meningkatkan hubungan kedua negara. "Kami juga berharap kunjungan Anda ke Indonesia bukan merupakan kunjungan terakhir tetapi akan terus berlanjut," kata Menteri.
Selain seminar juga digelar pameran foto dan peluncuran buku Peradaban Iran dan Islam di Asia Tenggara karya Prof.Dr.Ali Akbar Velayati, Advisor for International Foreign Affair to The Supreme Leader of The Islamic Republic of Iran. (Pusformas)

0 komentar:

 
Copyright 2009 OeM_Created Oemaem Production 2010